Ayam Goreng

​Setiap dapet barang yang dianggep berharga (terutama makanan, apalagi kalau pemberian orang), biasanya Agnia akan simpen buat nanti-nanti, jarang banget langsung dikonsumsi.

bukber di mesjid yang dia tunggu-tunggu kemarin akhirnya menghasilkan oleh-oleh nasi ayam goreng (kaya ngga pernah makan ayam goreng aja di rumah 🫠), ya mungkin intinya bukan makanannya tapi keseruan antri dapet makanan gratisnya? 🥳


sampe rumah kotaknya dibuka, tertakjub2 liat nasi ayam goreng tepung (lagi-lagi kaya orang ngga pernah), dia potek sedikit tepungnya, cicip, trus ditutup lagi (?!). “Buat sahur aja”, katanya.


Jam setengah 4 aku bangun, ke dapur dan menemukan kotak ayam goreng Agnia udah ada di lantai, dimakan kucing 😭

ibu2 pasti paham bgt ngenesnya.

Bingung gimana ngomongnya, kepikiran nanti langsung gantiin aja sama yang baru (udah pasti beda sih), atau kadang kita males repot ngadepin anak sedih. Sementara pada saat yang bersamaan aku juga mikir kalau aku ga boleh ngambil hak dia untuk ngerasa kecewa, dan kemudian belajar move on.


Situasi spt ini sering bikin aku inget quotenya Connie Helms,

“We do not have to engineer adverse situations for our children-don’t we all know that life itself brings us opportunities to experience suffering?

By letting our children experience the bruised knee, the fall off the bike, the toy we will not be buying, the dessert we will not serve, and sadly, the pet who died, they learn to handle life’s disappointments.

We learn to ride our bike more safely, to be more patient when we want something, to deal with sadness. We become wiser”


Emang tanpa sengaja kita persulit pun hidup sudah hadir dengan kesulitannya tersendiri. Tanpa bermaksud glorify kesulitan karena yang aku hadapi ga ada seujung kukunya dibanding kesulitan orang yg sedang berjuang untuk hidup di luar sana. 

Tapi intinya, pengalaman ga enak itu valid, tanpa harus mendang mending.

Dan begitupun selayaknya orang membersamai anaknya menghadapi kesulitan, bukan berarti dibesar-besarkan, tapi juga butuh empati yang cukup untuk memberikan validasi kepada mereka yang baru mengenal dunia ini.


Ga enak ya Nak..

I’m so sorry.


Mau ke mesjid lagi?

Komentar

Postingan Populer