10 Tahun

10 tahun. Tentunya merayakan kerja keras kami bersama.




Yang lebih penting, kami senang sekali bisa evaluasi bareng-bareng. Aku sangat setuju bahwa manusia belajar dari relasi, dan di babak bernama pernikahan ini, relasi ini yg jadi pengasah diri satu sama lain, betapa ribetnya aku ketemu kultur yang nyebrang bgt karakternya, sarkasme orang Jawa yang ngga jarang membuatku bingung; ngomong to the point aja kenapa sih? Begitupun dia yang sampai sekarang masih sering terkaget-kaget dengan blak-blakkannya orang Minang. 


Relasi ini yang juga bantu kita belajar menempatkan diri. Perkataan seperti apa yg bisa mancing keributan, apa yang bisa menenangkan.

Ngomong apa dimana tempatnya, minta apa gimana caranya. Dua kepala ternyata bukan buat disatuin. Tapi buat saling memperkaya.


 Pasangan ternyata jadi faktor pendukung wellbeing satu sama lain. Ketika kemudian sudah ada makhluk bernama anak-anak, arah kehidupan dan segala keputusan yang kita buat, bener-bener kita pikirin mateng-mateng untuk kebaikan bersama, dan utamanya kebaikan mereka.


Punya pasangan mungkin menemukan konsep the one, menemukan konsep bahwa cinta itu banyak pengorbanannya, dalam arti, banyak ego yang harus kita kesampingkan buat ketemu di tengah.


Kata Steiner “Love happen when you make room for someone else”

Nah, tunggu deh pas punya anak. Kita akan ketemu bentuk cinta dan pengorbanan yang jauh lebih ikhlas lagi. I call them the higher definition of love. Ketika mau ngelahirin ibu2 psti tau rasanya, nyawa juga gw kasih lah. Terdengar lebay, tapi klo inget momen ngelahirin bener ngerasain kan? Hidup berkeluarga itu kompleks semacam alam inception, kita lg belajar jd orang bener sambil membersamai orang yg lagi belajar apa itu baik dan bener.


10 tahun belajar konsep settle down, belajar ngukur prioritas, istirahat jd mahal, kemewahan hidup kembali pada hal basic; bisa punya waktu, bisa istirahat, bisa ketemu sama yg kita sayang.


10 tahun ini akhirnya anak-anak mulai besar dan Nanta menceritakan rasa syukurnya bahwa kami mulai bisa napas, segala kerepotan yg kami bangun, walaupun ga sempurna dan pincang-pincang tp kami bersyukur mereka bisa tumbuh sesuai value yang kami cita citakan. 


Sempet nanya dia berharap apa dariku. Ternyata hanya ingin Nanda bisa lebih santai dan simpel.

Itu aja. Susah 😂


Kami akan menghadapi masa-masa pre teen. Tugas spiritual semakin menantang. Semoga kami bisa terus tumbuh bareng 🌱 till the end of time.



Komentar

Postingan Populer