Menggali esensi nature walk bersama anak

Kepanasan di waktu matahari beranjak naik bukan hal yang bisa saya nikmati, apalagi di Jakarta, tapi entah kenapa sesuatu di dalam diri ini mengatakan bahwa saya membutuhkan waktu di luar ruangan bersama alam, maka saya paksakan diri ini, sambil membawa anak-anak untuk setidaknya berkeliling di luar sekedar mengumpulkan bunga dan ranting-ranting, melihat anjing dan kucing atau benar-benar hanya berjalan - jalan saja.


Bila serangan malas sedang menggelayut, kegiatan luar ruangan ini bisa bertahan lama untuk libur, tentu lebih enak duduk - duduk di rumah dengan AC menyala,  apalagi di mall  hehehe  tentu lebih nyaman..

Tapi ternyata belum tentu juga..

Dalam pengalaman saya (bisa beda dengan ibu-anak lainnya) semakin jarang anak-anak berkegiatan di luar ruangan, semakin sensitif mereka terhadap debu dan cuaca, semakin tidak terkendali mereka di dalam ruangan karena alaminya mereka butuh waktu breath out setiap hari, yang repot adalah kalau anaknya butuh breath out tapi mereka malas keluar, kalaupun akhirnya mau keluar, mereka tidak tau harus berbuat apa, dan sebentar saja audah merengek minta pulang, the struggle is real.

Kenyamanan juga punya konsekuensinya sendiri memang, ya..

Maka minggu ini saya menyemangati diri sendiri untuk mencoba lagi,

Beberapa hari terakhir saya sedang tidak enak badan, maka tempat terdekat yang bisa saya jangkau hanyalah taman kompleks yang hanya diisi pohon ketapang dan beringin..

Suatu pagi saya berjalan ke taman itu, dengan hati riang dan semangat mencari tetes - tetes embun, hari itu anak-anak sedikit lebih bersemangat, mungkin karena cuaca masih sejuk, mungkin juga karena ada hal baru yang bisa dilakukan, seru loh cicip cicip tetesan embun, saya sudah sering cerita kalau embun itu adalah air ajaib.


Sorenya kami ke taman lagi, bersama anak-anak duduk-duduk sembari jajan kue putu.. Sisa remah kelapa yang kami makan berceceran, hingga kemudian datanglah semut-semut hitam dari lubang kecil yang tak terlihat sebelumnya, Ayesha termenung melihat makhluk kecil itu satu persatu bergantian keluar dari sarangnya mengambil remah-remah kelapa.. Ia berceloteh, bertanya dan sibuk membagikan sisa sisa kelapa kesana kemari.. Saya berkata "wah mungkin dia mau bawa pulang untuk keluarganya di rumah", kemudian Ayesha menjawab "iya buuu semutnya bilang.. Haii aku pulang bawa makanan"

Waktu berlalu hingga akhir pekan kami berkunjung ke taman di Manggala wanabakti, dengan harapan suasana yang lebih 'hutan' tapi ternyata tidak juga..
Tapi.. Dalam keterbatasan yang ada pun anak-anak tetap menikmati apa yang ada..



Ayesha seperti biasa selalu tertarik dengan bunga, sementara Agni mondar-mandir kesana kemari, sibuk sekali, ia kerap berjongkok lama bila bertemu lumut atau benda menarik lainnya, hingga kemudian dapat kepada saya menggenggam sebuah benda "Ibuuu... Bijiiii!", diberikannya benda itu, sebuah biji sebesar buah duku.. Terharu, balita yang belum genap dua tahun ini sudah bisa mengamati..


Tak lama kemudian ia datang lagi, menggenggam kumpulan lebar yang sedari tadi ia pungut satu persatu.


Ah, benar adanya bila dikatakan bahwa " a child has more instinctive and holistic attitude.."


Ada rasa hangat yang membuat hati berdesir sore itu, hubungan anak-anak dengan alam sekitarnya memang sebenernya murni dan baik adanya..


Saat itu saya tersadar, mungkin hubungan yang saya jalin dengan alam selama ini masih dalam rasa sebuah 'keharusan', ketika akhirnya saya membuka diri untuk belajar menikmati  barulah hubungan itu dapat dimulai .

Bahwa ternyata nature walk bukan sekedar jalan-jalan di alam tapi mencoba menghubungkan diri dengan sekeliling kita dan belajar padanya,  dan untuk menjalankannya ternyata selayaknya kita menjalin hubungan sesama manusia, harus dimulai dengan niat baik, tumbuhkan rasa cinta sebagai sesama ciptaan-Nya.


Mungkin ada yang sedang membutuhkan motivasi untuk memulai nature walk, berikut catatan kecil yg mungkin bisa bermanfaat..

• Hadirkan di dalam hati rasa ingin mengenal, carilah sudut pandang yang menarik dimana kita dapat berinteraksi


• Mulailah dari yang paling dekat dahulu, tingkatkan kemampuan kita untuk melihat, mendengar, merasa dan mengamati, dengan begitu kita tak akan terjebak akan keinginan untuk harus menuju destinasi tertentu. Dengan mengenal dari yang dekat dahulu, juga akan tumbuh perasaan ingin memelihara lingkungan terdekat kita.


• Hadir, penuh, utuh, 'being present' akan memampukan kita melihat yang sering luput dari perhatikan, di alam ini ternyata semua menarik dalam dunianya sendiri .

• Kemampuan hadir jauh lebih penting dari segala peralatan yang ada, kita dibekali indera untuk mengobservasi, maka rasanya bagi saya pribadi, tak perlu banyak membawa atribut untuk nature walk

• bila ingin membaca cerita sebelum nature walk, bacakanlah cerita yang menarik dan imajinatif, bukan hanya nama nama dan fakta. Sehingga ketika anak tiba akan hadir rasa ingin tahu dan keinginan untuk berinteraksi


• berjalanlah perlahan, tak perlu memberikan terlalu banyak informasi yang akan membuyarkan observasi alami anak, tak perlu juga menguji anak pada apa yang ia amati, beri ruang.. Lihatlah warna bunga, karakter tiap tiap batang, daun, akar, juga tekstur! Anak usia early childhood bisa mengalami ragam pengalaman sensorial dari berbagai kontur bagian dari tanaman, salah satu yang menarik misalnya pada bagian tumbuhan yang berbulu, satu sisi memiliki sifat tekstur kontras dengan bagian sebaliknya.



• Lihat juga berbagai sudut pandang, tanah, langit, dan rasakan perbedaannya, amati warnanya, sebuah spektrum warna nyata, pemandangan tiga dimensi yang tak tergantikan oleh layar

• Sesekali pejamkan mata, gunakan telinga untuk mendengar suara burung, serangga, juga hewan hewan lainnya, di sini kita akan menyadari, kita punya kemampuan bicara untuk didengar, namun kita juga butuh kemampuan diam agar dapat mendengar

• kita dapat mengumpulkan yang menarik untuk dibawa pulang, diletakkan di rumah pada nature table sebagai bagian dari cerita sebuah hari yang telah kita lewati..



• bila ingin piknik maka bawalah bekal, alas, gunakan pakaian yg nyaman, sedia jas hujan dan jangan lupa lotion anti nyamuk

• mulailah.. Mulai saja.. Akan banyak hal menarik yang kita temui, pengalaman berharga akan datang dari berkeringat, digigit serangga atau mendapati ternyata cuaca tidak mendukung  tapi tak apa.. Akan ada hadiah untuk kita berupa tumbuhnya tenggang rasa terhadap sesama makhluknya, akan semakin tumbuh rasa empati dan cinta yang menjadikan kita manusia :)

_

People usually consider walking on water or in thin air a miracle. But I think the real miracle is not to walk either on water or in thin air, but to walk on earth. Every day we are engaged in a miracle which we don't even recognize: a blue sky, white clouds, green leaves, the black, curious eyes of a child – our own two eyes. All is a miracle

Thich Nhat Hanh. 

Komentar

R mengatakan…
suka pisan ama tulisan dan quote terakhinya Nanda!!

Postingan Populer