Setahun Agnia

Ia lahir di pagi hari yang cerah bersinar. di malam harinya aku terbangun seperti ada yang berbisik.. "jangan tidur dulu..". Aku menghabiskan malamku dengan berbicara dengannya, bahasa diam yang hanya dimengerti oleh batin kami. Malam sunyi, menghabiskan sisa waktu terakhir selama kami masih satu nafas, satu aliran darah.

Anak pintar, ia menuntunku babak demi babak sebelum pertemuan besar beberapa jam lagi. Bersih-bersih ibu, bergerak ibu, jangan lupa kemas-kemas baju kakak dan bapak, bu.. Ibu sholat dulu.. Mungkin ini yang terakhir. Jangan bangunkan siapa-siapa.. Kita tunggu habis subuh..

Pagi menjelang, perjalananmu turun begitu singkat. Para bidadari membantu ibu, mereka sabar dan penuh kasih sayang. Kakakmu lah yang sudah tak sabar. Tepat ketika kepalamu sudah muncul ia berteriak kegirangan.. "buuu..itu kepala adek!".

Ibu masih ingat rasanya ketika kemudian bahumu siap mendorong, lalu berhenti untuk jeda satu menit, kemudian kamu mendorong lagi. Tante Komang menangkapmu, kemudia menyerahkannya pada tante Neny. Hingga tak lama kemudian kamu sampai di pelukan ibu.

Rasanya hari itu adalah hari terbaik yang pernah ibu lewati, Agni. Terima kasih untuk segala cinta dan rasa percaya yang telah kamu berikan pada ibu. Karena mu ibu terlahir kembali. Kamu adalah hadiah.



Komentar

Postingan Populer