Taking care of your heart

Saya sungguh takjub bagaimana makna Al-Quran seperti sebuah kode yang harus dipecahkan berlapis-lapis, kesulitan memecahkan makna seperti yang diceritakan Robert Langdon pun tidak ada apa-apanya karena Al-Quran adalah kitab yang paling Agung, Bahasa Tuhan.

Saya ngobrol di telpon dengan guru ngaji yang sudah saya anggap seperti orang tua sendiri, kami membahas tentang penggalan surat Al-Ashr. "Sesungguhnya manusia hidup dalam kerugian.."
Begitu mudah untuk mendefinisikan 'dosa hitam', membunuh, mencuri, fitnah, dan masih banyak lagi hal buruk yang bisa kita lihat secara kasat mata. Tapi bayangkan 'dosa putih' yang berlindungnya pada kebaikan, hal yang seolah-olah baik sebenarnya justru mendatangkan mudharat.

Beliau menasehati saya untuk takut pada satu sifat yang akan menjerumuskan manusia di akhir nantinya, sombong. Sombong itu ternyata maknanya luas sekali, dan salah satu yang paling berbahaya adalah merasa diri paling benar.

Banyak hal yang terjadi pada hidup kita yang sebenarnya adalah ujian, seiring makin tingginya iman seorang manusia maka ujian yang terjadi padanya akan semakin sulit untuk diatasi bila tidak memakai hati. Duh, apalagi saya..Misalnya saja secara nggak sadar ngomel kalau suami sholatnya diulur-ulur, judes mengomentari orang yang jilbabnya sexy, atau sewot mengomentari hal yang ganggu di sosial media. Padahal sebenarnya yang dilakukan suami boleh jadi sebetulnya cobaan dari Allah untuk saya, yang harusnya mendoakan ia supaya soleh malah menjadi omelan yang menggugurkan pahala saya sebagai istri, orang yang jilbabnya sexy pun mungkin cerminan yang Allah ingin perlihatkan di masa saya binal dulunya yang harusnya menjadikan saya ingat dosa dan banyak istigfar, dan saya jadi lupa bahwa ijabah Allah akan hidayah pun akan datang dengan sendirinya ke orang tersebut, lagi lagi harusnya saya mendoakan dong.. dan kenapa juga saya harus terganggu dengan apa yang orang lain lakukan.. emangnya saya gak pernah 'ganggu', itu seharusnya menjadi bahan introspeksi saya siapa tau gangguan yang saya rasakan adalah sentilan dari hal buruk yang tak luput dari sifat saya sebagai manusia..

Itu baru hal-hal sehari hari, belum lagi berkehidupan sosial yang akan berhubungan dengan orang-orang yang berbeda, gak usah beda agama, yang satu Tuhannya aja bisa membanding bandingkan hingga meributkan aliran lain.. dan akhirnya berseteru bukan untuk membela agama tetapi karena kita merasa benar, gugur lagi kesempatan kita mendoakan orang lain secara ikhlas karena sudah menghabiskan waktu untuk mengotori hati mengikuti hawa nafsu.

Kita meminta-minta ingin disayang Allah, lah gimana Allah mau sayang kalau kita aja gak sayang sama ciptaannya? Mau maling, prostitute, atau kafir sekalipun, yang buruk itu kan sifatnya, di lubuk hatinya pasti ada keinginan untuk kembali ke jalan yang benar, dan hakikatnya biar gimanapun dia ciptaan Allah juga bukan? dan bukankah kita pun gak pernah benar-benar bersih dari salah?

Ini lah yang diwanti-wanti sebagai dosa putih yang berlindung pada kebenaran, karena diluar sepertinya kita sudah melakukan kebaikan akan tetapi hati kotor peuh dengan amarah.
Selama ini saya pikir inti dari Al-Ashr itu ya saya harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk ibadah terus. Tapi ternyata jauh lebih dalam dari itu, jangan sampai ibadah yang sudah kita kerjakan siang malam gugur nilainya karena kita lupa apa hakikat ibadah dan membiarkan hati menjadi kotor. Naudzubillah.

Sungguh bagi saya pencerahan seperti ini adalah bekal hidup yang tak dapat terbeli dengan uang, ilmu pengetahuan secara filosofi tidak terlihat makin tinggi tetapi menjadi luas dan dalam.

Tentunya hal seperti ini tidak mudah untuk dijalani, tetapi ilmu membantu kita untuk hidup sadar, langsung ingat ketika menzalimi diri sendiri dan meminta ampunan tiada lain hanya kepada-Nya. Guru ngaji saya bilang, pada akhirnya rahmat itu akan datang karena keikhlasan kita, kita gak hidup di zaman rasul yang tiap hari bisa dibimbing oleh beliau, kita hidup di akhir zaman dimana godaan dunia begitu luar biasa. Tapi bila kita mau ikhlas menerima qodo qodar bahwa inilah jalan hidup kita Insyaallah Allah akan memberikan nilai yang tidak kalah besarnya, karena selain niat ibadah itu juga dilihat dari ikhtiarnya.

Semoga kita dijadikan orang-orang soleh yang mau menjaga hati, semoga Allah selalu membimbing kita menuju jalan-Nya.
Wallahualam.

Komentar

Postingan Populer