Quarter life


Kamar Kost Gandaria Utara. Januari, 2012..

udara terasa berbeda, lembab dan gerah. padahal tadi pagi masih ada perasaan dingin menggigit sampai ke tulang, jalan raya Solok- Padang, danau diatas, danau dibawah, mobil travel menyembul dari balik bukit memasuki kota padang yang terlihat seperti ceruk raksasa, matahari ikut keluar, bandara soekarno hatta, ayam KFC, dan kemudian saya sudah bertemu lagi dengan macet Jakarta di Jumat malam..

pulang pertama adalah cuti lebaran yang hanya berjatah 5 hari, pulang yang paling saya tungggu-tunggu sejak 5 tahun terakhir, setiap hari saya pergunakan sebisa mungkin mengunjungi satu tempat, menyelesaikan satu urusan agar tak ada satupun yang terbuang. pertama kalinya bertemu ayah baru dan adik-adik yang baru pula. pulang terindah sepanjang masa. itu mengapa saya tak tahan ingin pulang lagi.kebetulan setelah resign saya jadi punya waktu untuk istirahat, dari beberapa waktu lamanya saya sudah memesan tiket pp dalam rentang waktu 3 Minggu.

setiap pengalaman selalu memberikan cerita yang berbeda. kali ini mama menginginkan saya pulang untuk lebih banyak ibadah, dengan godaan duniawi yang luar biasa besarnya dan saya yang sering galau disini karena persoalan hidupnya berurusan dengan perang batin melulu hahaha :))
pulang ini saya seperti kembali ke pesantren lagi, sebelum subuh penghuni rumah sudah bangun untuk tahajjud, kemudian kami sholat berjamaah. jam 9 mama sudah bersiap-siap lagi mengajak saya mengaji, dan begitulah seterusnya.

Kehidupan pulang menginspirasi di banyak hal, adik-adik terlihat sangat rajin dan patuh, mama sangat disiplin dalam hal ibadah.

Mereka sangat lebih menghargai uang. mereka cermat dan tidak suka membelanjakan barang yang tidak perlu, bila ingin memiliki suatu barang, mereka selalu berpikir bagaimana mengumpulkan uangnya, uang yang sudah ada untuk ditabung, tak bisa diganggu gugat.Di rumah kami ada pohon rambutan yang tak begitu besar tetapi berbuah manis lebat, mereka memetik sebanyak banyaknya, meletakannya di depan rumah untuk dijual, tak lupa dengan timbangan. Rambutannya laris! habis 15 kilo, kemudian uangnya mereka belikan karpet plastik untuk di lorong dapur. Ada lagi cerita lain ketika TV hanya mendapatkan saluran RCTI saja, kemudian dalam waktu 3 bulan adik-adik masing-masing menjual risoles buatan mama ke sekolah, dan Alhamdulillah penghasilannya sampai 850.000, mereka gunakan untuk membeli parabola. 

untuk oleh-oleh saya pun mama tak membiarkan saya berbelanja, beliau bersedia membuatkan keripik balado, rendang, bilis, dan makanan lain yang nikmat rasanya. hebat sekali :')

nah kalau sudah begitu harusnya menghargai apa yang sudah Tuhan amanatkan di hidup saya, rejeki itu dititipkannya bukan untuk dihamburkan, tapi dipertanggungjawabkan, kemana saja manfaat yang sudah diberikan.

sesudah subuh tadi pagi  mama masih sempat menggiling cabe, membuat sambal untuk persediaan makan saya setibanya di Jakarta.
saya yang sempat kaget dengan ritme dirumah, kini sadar bahwa kemarin saya sedang menyiapkan bekal untuk bagaimana menjalani hidup secara benar disini. Mama bukanlah seorang ibu sempurna dengan kata-kata lembut mendayu-dayu. beliau kadang harus bersikap agak keras, tapi bagi saya mama tiada duanya, dia selalu berusaha menjadi manusia yg lebih baik lagi, berusaha menjadi ibu terbaik bagi kami.

saya bersyukur sekali atas perjalanan pulang kemarin, dengan doa agar ketika kembali ke jakarta dengan limpahan berkah, semoga bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih memberikan manfaat lagi..
kemudian mama mengirimkan sms..
"semoga doa kita diijabah oleh Allah, salam sayang mama.."

Komentar

Postingan Populer