Pulang..



Terlalu asik mengikuti perasaan, terlalu fokus memikirkan pleasure, ibadahnya sulit untuk konsentrasi.
Sudah lebih dari sebulan, saya malas bersilaturahmi, jangankan mengaji, ibadah wajib saja setengah hati.
Kalau sudah begitu, setelah euphoria usai saya akan merasa kosong. Semua kesenangan kemarin terasa dangkal.

Akhir minggu di bulan april ini libur panjang, sudah berkali-kali saya diminta pulang ke tempat orang tua angkat, biasanya sebulan dua kali saya bersilaturahmi dan pengajian bersama mereka.Sudah beberapa waktu terakhir saya dengan alasan yang selalu ‘sibuk’ enggan  kesana, dan akhir minggu ini tidak ada alasan lagi.
Saya mesti pulang.

Jumat pagi-pagi sekali saya sudah berangkat, bersama orang jakarta lain yang mungkin sama tujuannya dengan saya, jalanan ramai sekali. Untung masih bisa dapat window seat, saya sudah siap memandangi jalan, menyetel playlist versi saya. Mungkin sekalian buat video klip membelai jendela  (yang ini bercanda)
tiba disana disambut dengan pelukan,  disediakan liwet, disuruh makan dan istirahat, diajak bercerita, buat saya yang punya keluarga jauh disebrang lautan sana, rasanya hangat bila punya tempat pulang dan bisa merasakan rumah :’)

seperti yang biasanya dilakukan bila saya berkunjung, malamnya kami pengajian.
setiap orang butuh kan, waktu untuk merenung, kembali mengingat apakah kita sudah menjalani hidup yang baik, dan pasti butuh juga disejukkan hatinya.
dalam doa-doa yang dibaca saya sesekali berkaca kaca, kadang sesenggukan ingat lalainya saya, mengingat apa yang didengar, apa yang dirasa belum sama dengan apa yang diperbuat,  jangankan jadi suri tauladan, ibadah saja belum jadi akhlak. Betapa malunya..

kalau sudah begitu saya terpikir apakah saya harus melepaskan atribut duniawi, hidupnya hanya beribadah saja supaya tidak ada godaan sana sini. Tapi whats the point? Hidup akan terus berjalan dan masing-masing dari kita diberikan peran yang harus dimainkan.

mau lari kemanapun semua orang dikasih cobaan masing masing, diajarkan untuk memilih dan membedakan mana yang benar dan mana yang tidak.
kalau semua orang memilih untuk mengurus urusannya sendiri saja, lantas siapa yang mau menopang kehidupan?

sulit yah jadinya, menarik benang merah antara hidup, bekerja dan beribadah.
kalau saya sih akhirnya berkesimpulan bahwa semua orang memang sudah diberikan tugasnya masing masing, tidak hanya label tapi juga ada diposisikan sebagai orang baik, bahkan mungkin orang yang terpaksa jahat..

nah, mungkin sebaiknya kita yang diberi tugas harus dengan niat yang benar ya bahwa hidup kita, apapun itu selama membawa manfaat dan kebaikan, niatkanlah untuk ibadah..
whatever shoes you might stand on.


Komentar

Postingan Populer